google-site-verification=d1L6D5xC-3bLAyc1XJHZOuY6DT1Zvt97lAhCEKqUfhk

Pertanyaan : apakah SARS-CoV-2 menyebar lewat droplet atau airborne ? sering kali menjadi perdebatan, bukan hanya dikalangan masyarakat awam, media masa, maupun dikalangan tenaga medis sendiri.

Untuk menjawab hal tersebut, dr. Ferry A. Tanama, Sp.Ok dalam seminar online dengan tema “Persiapan New Normal di Tempat Kerja Menghadapi Covid-19” tanggal 6 Juni 2020 lalu yang diselenggarakan oleh Saga Occupational Health berusaha memberikan menerangkan mengenai penyebaran virus SARS CoV-2, virus penyebab COVID-19, apakah menyebar lewat droplet atau airborne.

Untuk membahas pertanyaan di atas pertama – tama mari kita membahas pengertian dari droplet dan airborne itu sendiri.

Apakah yang dimaksud transmisi droplet ?

Transmisi droplet adalah penularan suatu penyakit melalui droplet. Dalam hal ini  patogen penyebab penyakit terkadandung di dalam droplet tersebut, yang kemudian droplet tersebut sampai pada individu yang rentan, kemudian patogen dapat masuk melalui pintu masuknya (reseptor) dan kemudian menginfeksi manusia tersebut.

Klik di sini untuk pembahasan lebih lanjut mengenai mekanisme pembentukan dan penyebaran droplet.

Apakah yang dimaksud transmisi airborne ?

Transmisi airborne adalah suatu cara penularan penyakit yang dimediasi oleh udara.

Airborne disease adalah penyakit yang disebabkan oleh patogen yang ditularkan melalui udara (air : udara ; borne: dibawa) dalam jarak dan waktu tertentu serta berhasil masuk ke tubuh seseorang dan menginfeksinya.

Patogen ini biasanya disebarkan melalui media pembawa seperti kabut halus, debu halus, atau aerosol.

Klik di sini untuk pembahasan lebih lanjut mengenai mekanisme airborne disease.

Jika kita telah memahami bagaimana mekanisme transmisi droplet dan bagaimana mekanisme transmisi airborne, maka kita dapat mengetahui bahwa keduanya berbeda namun saling berkaitan serat.

Hubungan transmisi droplet dengan airborne pada penularan COVID-19

Sampai saat ini, WHO masih menyatakan bahwa COVID-19 merupakan penyakit infeksi saluran nafas yang penularannya terjadi melalui droplet yang mengandung virus SARS-CoV-2.

Pengidap COVID-19  dapat mengeluarkan droplet melalui aktivitas berbicara, batuk, ataupun bersin.

Untuk droplet yang sangat kecil yang biasa disebut droplet nuclei / micro droplet/ bio-aerosol tersebut dapat bertahan dalam beberapa waktu di udara (melayang) dan kemudian dapat lebih jauh menyebar, sampai kemudian benar-benar jatuh ke bawah akibat gravitasi.

Namun karena kemampuan bertahan di udara yang lebih lama dan menyebar lebih jauh inilah maka kemudian dapat memperbesar risiko terhirup oleh manusia sehingga berhasil masuk dalam saluran nafas dan menginfeksi manusia tersebut.

Pembentukan droplet nuclei ini juga sangat berpeluang terjadi melalui beberapa tindakan medis di klinik atau rumah sakit seperti tindakan intubasi, suction jalan nafas, bronkoskopi, beberapa tindakan yang dilakukan oleh dokter gigi dan lain sebagainya.

Kemungkinan luasnya penyebaran virus SARS-CoV-2 melalui droplet nuclei sangat dipengaruhi oleh jumlah atau kejenuhan dari droplet nuclei, suhu dan kelembaban udara, serta  mekanisme aliran udara yang ada di tempat tersebut.

Hal yang sangat penting dipahami adalah, dengan makin banyaknya seseorang dalam suatu ruangan tertutup (yang memproduksi droplet) dalam suatu ruangan, kemudian ruangan tersebut memiliki ventilasi yang minim, ditambah dengan suhu dan kelembapan udara yang mendukung penguapan dari droplet nuclei menjadi lebih lama (seperti misalnya ruang ber-AC), maka droplet nuclei akan lebih jenuh di udara dan lebih cepat menyebar ke jarak yang lebih jauh. Hal inilah yang dimaksud dengan mekanisme penyebaran virus SARS-CoV-2 melalui transmisi airborne.

Silahkan tonton juga liputan NHK Jepang tentang hal ini melalui link berikut :

https://youtu.be/hau4J2DfTK8

Pada tanggal 9 Juli 2020, WHO juga merilis pernyataan terkini tentang bagaimana transmisi virus SARS-CoV-2 ini terjadi

Baca di sini :https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/transmission-of-sars-cov-2-implications-for-infection-prevention-precautions

Pada rilis tersebut WHO menyebutkan ada sekurangnya 4 metode transmisi atau penyebaran virus SARS-CoV-2 tersebut yaitu :

  1. Droplet
  2. Airbone
  3. Fomite
  4. Sebab lain yang masih diteliti mengingat SARS-CoV-2 juga ditemukan pada urin dan faces.

Nah jadi kalau disimpulkan jawaban atas pertanyaan “SARS-CoV-2, menyebar lewat droplet atau airbone?” adalah :

  • Penularan COVID-19 melalui droplet.
  • Transmisi / penularan melalui airborne hanya dimungkinkan pada setting fasilitas kesehatan yang merawat pasien COVID-19.
  • Transmisi / penularan melalui airbone juga berpeluang terjadi di area yang terdapat banyak kerumunan orang dengan situasi yang mendukung.

Semoga dengan penjelasan ini, pertenyaan mengenai “SARS-CoV-2 menular lewat droplet atau airbore dapat terjawab.

Untuk masalah sehubungan dengan Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan kerja silahkan menghubungi kami di 021-50105029 / Chat via WA 0821-1178 1296, atau klik Hubungi Kami agar petugas kami segera dapat membantu anda.

Kami juga memberikan layanan pemeriksaan ditempat (in house) COVID-19 kepada korporasi seperti Rapid Test dan Polymerase Chain Reaction (PCR).